Sabtu, 25 Desember 2010

Kurikulum Subjek Akademik

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmatNya ini akhirnya kita dapat menyelesaikan tugas membuat makalah mata kuliah Pengantar Kurikulum.
Makalah ini berjudul “KURIKULUM SUBJEK AKADEMIK” Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada: Dosen Mata Kuliah Pengantar Kurikulum Pak Khaerudin. Teman-teman sekelompok dan semua pihak yang telah membantu dalam rangka menyelesaikan makalah ini

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Perkembangan konsep kurikulum selalu mengikuti perkembangan zaman dan pada setiap negara sangat terkait dengan kebijakan yang diambil oleh penguasa. Khususnya di Indonesia, kurikulum selalu mengalami perubahan. Pada saat ini telah muncul Kurikulum 2006 atau kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004. Sesuai dengan tuntunan zaman sekarang ini yang mengharuskan setiap manusia siap, otomatis pendidikan mmempunyai peranan yang amat penting. Pastinya baik, bermutu tidaknya sebuah institusi pendidikan sangat bergantung pada system kurikulumnya.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam kesempatan kali ini kami akan mencoba memaparkan beberapa poin tersebut dibawah ini :
1. Apakah kecenderungan yang tambah itu ?
2. Bagaimanakah cirri kurikulum subjek akademik ?
3. Seperti apa publikasi kurikulum subjek akademik ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan kami mengangkat judul ini adalah :
1. Memberi wahana dan pandangan baru
2. Memanfaatkan pengetahuan kita yang sudah mulai kritis akan kurikulum
3. Menyiapkan diri setiap generasi agar siap menghadapi persaingan ilmu pengetahuan
4. Memperjelas keberadaan kurikulum

BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Model Subjek Akademik
Model konsep kurikulum ini adalah model yang tertua, sejak sekolah yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini. Sampai sekarang, walaupun telah berkembang tipe-tipe lain, umumnya sekolah tidak dapat melepaskan tipe ini. Kurikulum subjek akademis bersumber dari pendidikan klasik (perenialisme dan esensialisme) yang berorientasi pada masa lalu. Semua ilmu pengetahuan dan nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir masa lalu. Fungsi pendidikan memelihara dan mewariskan hasil-hasil budaya masa lalu tersebut. Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan.
Isi pendidikan diambil dari setiap disiplin ilmu. Sesuai dengan bidang disiplinnya para ahli, masing-masing telah mengembangkan ilmu secara sistematis, logis, dan solid. Karena kurikulum sangat mengutamkan pengetahuan maka pendidikannya lebih bersifat intelektual. Nama-nama mata pelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika, ilmu kealaman, sejarah, dan sebagainya. Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang disampaikan, dalam perkembangnnya secara berangsur memperhatikan proses belajar yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi apa yang dipentingkan dalam materi pelajaran tersebut.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Dalam buku yang berjudul “The Process of Education” Jerome Bruner mengusulkan bahwa rancangan kurikulum didasarkan pada struktuk disiplin akademik, Ia mengusulkan bahwa kurikulum mata pelajaran seharusnya ditentukan oleh pengertian yang paling mendasar yang dapat dicapai dari prinsip yang mendasari yang memberikan struktur pada suatu disiplin. Sebuah contoh dari kurikulum yang didasarkan atas struktur pengetahuan adalah Man : A course of Study (MACOS)
MACOS adalah kurikulum yang dirancang oleh siswa-siswa sekolah dasar dan terdiri dari buku, film, poster, catatan permainan dan bahan ruang kelas yang lain. Kurikulum ini menyatakan tentang manusia
Tiga pertanyaan penting pokok menjelaskan arti permasalahan intelektual dan menunjukan anggapan MACOS : apakah arti manusia dalam hubunganya dengan kemanusiaan ? Bagaimana mereka memperoleh cara itu bagaimana mereka dapat dibuat lebih manusiawi? Pengembangan pengembangan pelajaran menghandaki anak agar kakuatan pokok yang telah membentuk dan melanjutkan untuk membentuk kemanusiaan : Bahasa, pemakaian alat, organisasi social, mythology dan ketidak dewasaan yang berkepanjangan.
Model itelektual digunakan agar menyebabkan gagasan dapat dimengerti anak sesuai peraturan. Anak diberikan contoh lapangan dan didorong memberikan gagasan mereka tentang binatang dan ornag dengan cara yang dilakukan oeh ahli-ahli etnologi dan ahli antropologi. Tujuan dari MACOS adalah itelektual : memberikan anak rasa hormat dan kepercayaan akan kekuatan pikiran mereka sendiri dan memperlengkapi mereka dengan serangkaian model yang dapat dikerjakan yang membuatnya lebih mudah menganalisis hakikat lingkungan social. Adapun model dari penilaianya meliputi : model ilmiah tentang observasi, spekulasi, pembuatan dan ujian hipotesisi, mengerti tentnag disiplin ilmu pengetahuan social dan kegembiraan penemuan.
2.2 Ciri-ciri Kurikulum Subyek Akademik
Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi, dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses ”penelitian”. Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulm subjek akademis adalah metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi (dilaksanakan)siswa sampai mereka kuasai. Melalui proses tersebut para siswa akan menemukan, bahwa kemampuan berfikir dan mengamatin digunakan dalam ilmuj kealaman, logika digunakan dalam matematika, bentuk dan perasaan dalam seni dan koherensi dalam sejarah.
1. Maksud dan Fungsi
Maksud kurikulum adalah melatih siswa dalam menggunakan gagasan yang paling bermanfaat dan proses menyelidiki masalah riset khusus. Siswa diharapkan memperoleh konsep dan methode untuk melanjutkan pertumbuhan dalam masyarakat lebih luas.
2. Metode-Metode Kurikulum Subjek Akademik
Adalah dengan cara :
Pameran (eksposisi), penyelidikan merupakan dua titik teknik yang secara umum digunakan dalam kurikulum akademik.
Masalah atau gagasan dirumuskan dan diupayakan sehingga dapar dipahami mereka memeriksa pernyataan untuk menerangkan arti, landasan logika, dan dukungan factual mereka. Buku yang telah sangat terpengaruh kehidupan besar tidak diabaikan.
3. Organisasi
Ada beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis. Pola-pola organisasi yang terpenting di antaranya:
• correlated curriculum adalah pola organisasi materi tau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
• Unified atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajran tertentu, yang mencakup materi dari berbagai pelajaran disiplin ilmu.
• Integrated curriculum. Kalau dalam unified masih tampak warna disiplin ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin ilmu tersebut sudah tidak kelihatan lagi. Bahan ajar diintegrasikan dalam suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
• Problem Solving Curriculum adalah pola organisasi isi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari berbagai mata pelajarn atau disiplin ilmu
2.3 Penyesuaian Pelajaran dengan Perkembangan
Para pengembang kurikulum subjek akademis, lebih mengutamakan penyususnan bahan secara logis dan sistematis daripada menyalaraskan urutan bahan dengan kemampuan berpikir anak. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas dalam perkembangan selanjutnya dilakukan beberapa penyempurnaan. Pertama, untuk mengimbangi penekannya pada proses berfikir, mereka mulai mendorong penggunaan intuisi dan tebakan-tebakan. Kedua, adanya upaya-upaya untuk menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan kebutuhan setempat. Ketiga, pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat.
2.4 Pemilihan Disiplin Ilmu
Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek akademis adalah bagaimana memilih materi pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Apabila ingin memiliki penguasaan yang cukup mendalam maka jumlah disiplin ilmunya harus sedikit. Apabila hanya mempelajari sedikit disiplin ilmu maka penguasaan para siswa akan sanagt terbatas, sukar menerapkannya dalam kehidupan masyarakat secara luas. Apabila disiplin ilmunya cukup banyak, maka tahap penguasaannya akan mendangkal. Anak-anak akan tahu banyak tetapi pengetahuannya hanya sedikit-sedikit (tidak mendalam).
Ada beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu:
• Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh (comprehensiveness) dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.
• Mengutamakan kebutuhan masyarakat (social utility), memilih dan menentukan aspek-aspek dari disiplin ilmu yang sangat diperlukan dalam kehidupan masyarakat.
• Menekankan pengetahuan dasar, yaitu pengetahuan-pengetahuan yang menjadi dasar (prerequisite) bagi penguasaan disiplin-disiplin ilmu yang lainnya.

2.5 Bagaimana Harus Membuat Bahan Pelajaran yang Menarik Untuk Menumbuhkan Pemikiran
Kurikulum akademik telah ditutut untuk menempatkan logika dan keteraturan yang mendorong pemikiran akademik atas logika psikologik pelajar. Para akademis juga dikatakan tidak bersalah atad dua kesalahan kurikulum yaitu kesalahan isi dan kesalahan mengenaik keseluruhan (universalism).
Kesalahan bahan memiliki sesuatu yang menarik seluruh gagasan tidaklah diciptakan sama dan beberapa konsep maupun generalisasi, beberapa gagasan dan hasil penyelidikan yang lalu lebih berguna dan mendalam dari pada hal lain.

Gagasan yang menjadi alat dan karya seni yang menjadi indah, apabila gagasan itu didekati melalui cara yang sesuai dalam penyelidikan dan persepsi kesalah keseluruhan tergantung pada kepercayaan bahwa beberapa daerah bahan mempunyai nilai universal, tanpa memperhatikan ciri siswa tertentu.
Robet Maynar Hutchins, seorang pendidik Amerika yang terkenal ia mengatakan bahwa “pendidikan berarti pengajaran”. Pengajaran berarti ilmu pengetahuan sebagai kebenaran. Kebenaran adalah sama dimana-mana. Oleh karena itu pendidikan harus sama dimana-mana.
Kurikulum dalam bahan akademik yang lebih baru menggalakkan instuisi terkaan yang tajam – sebagai alat untuk mengenali pikiran analisis dari disiplin ilmu.Program akademik yang tumbuh dalam negeri berkembang. Bahkan, program itu mungkin bertahan hidup lebih baik dari pada pemindahan secara nasional.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ahli akademik telah berupaya mengembangkan kurikulum yang membekali para pelajar memasuki dunia pengetahuan dengan konsep dasar dan metode untuk mengamati, mencatat hubungan, menganaslisis data dan menarik kesimpulan. Tetapi dalam pendekatan ini ditemukan beberapa kelemahan yakni :
1. Kegagalan untuk memberikan perhatian cukup terhadap tujuan integrative
2. Kecenderungan untuk memaksakan pandangan orang dewasa tentang bahan pelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

1. Neil. John D. MC “Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif” Jakarta ; Wira Sari 1988
2. http://id.wikipedia.org/wiki/kurikulum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar