Jumat, 24 Desember 2010

EDUKASI NET

Sekilas Tentang EdukasiNet
EdukasiNet hadir sebagai upaya memperdayakan potensi internet untuk kebutuhan pendidikan. Lebih tepatnya, EdukasiNet hadir sebagai salah satu media jaringan sekolah (schoolnet) di Indonesia. Jaringan sekolah adalah suatu kegiatan komunitas sekolah (guru, siswa, atau tenaga pendidik dan kependidik lain) yang dimediasi oleh internet sebagai sarana komunikasi atau bertukar informasi satu sama lain. Terjadinya pertukaran informasi yang mudah dan cepat tanpa terbatas antara ruang dan waktu melalui program jaringan sekolah ini memungkinkan terjadinga komunitas masyarakat informasi (knowledge-based society) dalam lingkup sekolah.
Itulah sebabnya, program jaringan sekolah menjadi salah satu program yang menjadi fokus utama UNESCO untuk diterapkan di berbagai negara didunia. Jadi EdukasiNet adalah program jaringan sekolah yang dikembangkan oleh Pustekom yang berfungsi 1). Wahana komunikasi lintas sekolah, 2). Wadah sumber belajar, 3). Wahan berbagai informasi antar sekolah di Indonesia. Sebagai portal pendidikan, EdukasiNet dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja melalui url: http://e-dukasi.net. Dengan tiga peran utama tersebut, maka EdukasiNet dapat berfungsi atau dikatakan pula sebagai jaringan sekolah (schoolnet).

EdukasiNet sebagai Situs Pemebelajaran Berbasis Internet.
EdukasiNet merupakan situs pembelajaran yang menyediakan bahan belajar berbasis web yang bersifat interaktif serta menyediakan fasilitas komunikasi antara pengajar dengan peserta didik dengan sumber belajar lain. Ke depan, diharapkan situs pemebelajaran yang sedang dikembangkan tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penyediaan bahan belajar yang meliputi seluruh mata pelajaran untuk seluruh jenjang dan jalur pendidikan, bimbingan belajar, bimbingan dan penyuluhan/konsultasi. Tutorial, remedial, e-mail, forum diskusi, mailing list, uji kemampuan, bank soal, pengetahuan populer, dan lain-lain. Di samping itu, EdukasiNet diharapkan dapat menyediakan berbagai informasi praktis yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan tugas sehari-harinya sebagai pengajar profesional.
Sebagai suatu jaringan sekolah, dalam perkembangan selanjutnya EduksiNet diharapkan akan memiliki atau menjadi bagian dari komunitas jaringan berskala nasional, regional, dan bahkan internasional. Situs utama yang bersifat nasional akan memuat fitur yang bersifat yang brsifat nasional, artinya bisa dimanfaatkan secara terbuka oleh semua pengguna baik siswa pada sekolah yang memanfaatkan EdukasiNet, maupun siswa-siswa lain secara perorangan yang sekolahnya belum memanfaatkan EdukasiNet sebagai satu kesatuan pembelajaran disekolah.
Berbeda dengan situs nasional yang sifatnya terbuka, situs lokal sekolah dirancang untuk melayani keperluan sekolah yang bersangkutan, baik aspek manajemen sekolah seperti, informasi umum, persyaratan dan tata cara mengikuti pelajaran, jadwal pelajaran, staf pengajar, pengumuman, kemajuan/prestasi siswa, FAQ, dan lainnya. Juga aspek yang berhubungan dengan keperluan pengajaran seperti penyediaan bahan ajar.
Sejak bulan Juni 2002 dimulailah kegiatan pengembangan EdukasiNet yang diawalai dengan kegiatan untuk menggalang dukungan dari lingkungan Depdiknas seperti Direktorat Pendidikan Menengah Umum, dan Direktorat Menengah Kejuaran serta dari kalangan luar Depdiknas seperti Divisi Risti PT Telkom, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), asosiasi Penyelengaraan Jasa Internet Indonesia (APJII), jaringan Informasi Sekolah (JIS), ICT Watch, dan media massa yang bergerak dalam bidang IT (Internet). Untuk mencapai bentuk akhir yang diharapkan, EdukasiNet akan terus dikembangkan secara bertahap disesuaikan dengan perkembangan keutuhab lapangan.

Manfaat EdukasiNet
Untuk memanfaatkan EdukasiNet sebagai media pembelajaran di sekolah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar pemanfaatan EdukasiNet bisa berhasil, antara lain

o Institusi Penyelenggara (Sekolah), peranan institusi penyelenggara dalam hal ini sekolah, diwujudkan dalam bentuk kebijakan dan komitmen. Kebijakan atau komitmen sekolah sangat mementukan terselenggaranya pemanfaatan EdukasiNet disekolah.
o Siswa/peserta didik/pebelajar, usia latar belakang baik sosial ekonomi, penguasaan bahasa maupun IT Literacy, serta gaya belajar siswa berbeda atu sama lain. Dengan adanya perbedaan ini akan mempengaruhi mereka dalam memanfaatkan EdukasiNet.
o Guru, pemanfaatan EdukasiNet banyak ditentukan oleh karekteristik guru. Karena tiap guru memiliki karakteristik berbeda, untuk mengatasinya perlu diadakan sosialisasi dan orientasi tentang pemanfaatan program tersebut.
o Teknologi, faktor teknologi merupakan faktor yang harus ada dengan memenuhi stpenggunar minimal yang dipersyaratkan baik terkait dengan peralatan, infrastruktur, pengoperasian dan perawatanya.

Setelah kurang lebih satu tahun berjalan, dari hasil evaluasi yang dilakukan Pustekom diperoleh informasi tentang keuntungan dari pemanfaatan EdukasiNet. Keuntungan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

o Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum.
o Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat melakukan diskusi melalui forum diskusi.
o Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lainnya dapat saling menerima atau mengirim informasi melalui mailing list.
o Guru dan siswa dapat men-download materi pelajaran yang diperlukan.
o Sumber belajar dapat diakses darimana saja dan kapan saja.


Fasilitas EdukasiNet
Sebagai upaya untuk memenuhi perannya sebagai jaringan sekolah, EdukasiNet dilengkapi dengan fiture sebagai berikut

o Sumber Bahan Belajar (Learning Resource), sumber belajar ini terdiri dari materi pokok, modul online, pengetahuan populer, serta uji kompetensi.

+ Materi pokok, yaitu bahan belaajar yang meliputi semua mata pelajaran untuk SD, SMP, SMA atau sederajat dan sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
+ Modul Online, ini dirancang untuk siswa dan guru SMP-SMA terbuka dalam versi digital, sehingga mereka mengambil/ mencetak modul sesuai dengan kebutuhan.
+ Pengetahuan populer, berisikan informasi praktis yang dikemas dengan gaya yang khas dan ringan. Topik yang disajikan dipilih yang populer dan bermanfaat bagi masyarakat.
+ Uji Kompetensi, berupa soal-soal latihan yang disusun berdasarkan stpenggunar kompetensi yang ada pada kurikulum sekolah.

o Interaksi Komunitas, Forum komunitas ini dirancang sebagai wahana tukar informasi antara pengguna EdukasiNet. Interaksi komunitas ini dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sebagai berikut:

+ Forum, interaksi didalam forum ini dirancang untuk komunikasi antara guru dengan guru lain, siswa dengan siswa lain, guru dengan siswa dalam bentuk diskusi atau tukar informasi.
+ Chatting, fasilitas ini memungkinkan pengguna dapat melakukan dialog elektronik secara langsung dengan pengguna lain ditempat yang berbeda secara rel time.

o Info, fitur ini menyediakan layanan berupa artikel, news, event, dan web sekolah.

+ Artikel, yang lebih difokuskan pada topik pendidikan dan informasi lainnya yang terkait dengan pendidikan.
+ News, EdukasiNet menyediakan fasilitas berita (news) yang dirancang dari, oleh, dan untuk pengguna. Oleh karena itu partisipasi pengguna sangat menentukan dinamika feature ini.
+ Kalender Kegiatabn (Event), gitur ini menyajikan informasi/ berita tentang kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh pengelola, ataupun oleh komunitas EdukasiNet khususnya sekolah.
+ Web Sekolah, EdukasiNet menyediakan fasilitas informasi tentang sekolah yang merupakan anggota (pengguna member) dari EdukasiNet.

Pola Pemanfaatan EdukasiNet
Pada dasarnya situs EdukasiNet dapat dimanfaatkan oleh siapa saja dan dengan cara-cara yang sangat bervariasi dan fleksibel, tergantung kepada situasi dan kondisi sekolah dan guru yang bersangkutan. Namun demikian, untuk membantu para guru dalam memanfaatkan situs ini, beberapa bentuk pola pemanfaatan berikut dapat dilakukan,

o Pola Pemanfaatan di Lab Komputer, bagi sekolah yang sudah mempunyai laboratorium komputer yang tersambung ke internet, dapat memanfaatkan situs ini di lab. Situs ini dapat diakses secara bersama-sama dalam bentuk klasikal atau individu dengan bimbingan guru.
o Pola Pemanfaatan di Kelas, apabila sekolah belum memiliki lab komputer, namu mempunyai LCD proyektor dan sebuah komputer yang tersambung ke internet, maka pemanfaatan situs ini dapat dilakukan dengan cara presentasi di depan kelas. Bahan belajar yang ada pada EdukasiNet akan menjadi bahan pengayaan proses pembelajaran tatap muka dikelas, sesuai dengan topik yang dibahas pada saat itu.
o Pola Penugasan, untuk sekolah yang belum memiliki sambungan internet, dapat memanfaatkan situs ini dengan pola penugasan, siswa dapat mengakses internet pada tempat-tempat yang menyediakan jasa layanan internet, misalnya warnet, dirumah, ataupun ditempat lain.
o Pola Pemanfaatan Individual, diluar itu semua siswa diberi kebebasan untuk memanfaatkan dan mengeksplor seluruh materi bahan yang ada pada EdukasiNet, baik yang berupa bahan belajar, pengetahuan populer dan fasilitas komunikasi secara individual.


Tantangan
Tantangan tersebut akan datang dari luar maupun dari dalam lingkungan pemerintah seperti kebijakan Depdiknas dalam pendayagunaan ICT untuk pendidikan. Tantangan lain yang cukup mengkhawatirkan adalah masalah infrastruktur, kemudahan akses dan tarif akses yang mau tidak mau masih mengandalkan pada jaringan telepon (PSTN).

o Kebijakan Pemerintah, Data yang dikeluarkan UNESCO pada tahun 2002, berkaitan dengan posisi negara-negara Asia Pasifik termasuk Indonesia. Menurut UNESCO ada tiga kategori negara ang mendayagunakan ICT untuk pendidikan di Asia Pasifik.

1. Advance Countries (Integrating ICT into the educational system), contohnya seperti Korea Selatan, Australia, Singapura. Mereka telah memiliki kebijakan nasional dalam bidang pendayagunaan Ict untuk pendidikan, dan telah memiliki kurikulum ICT yang terintegrasi dengan kurikulum nasional. Pada kategori ini pendayagunaan ICT utuk pendidikan adalah sebagai berikut:

# Hampir semua kelas telah dilengkapi komputer dan peralatan ICT yang lain.
# Rasio ketersediaan komputer dan jumlah siswa di sekolah adalah sebagai berikut: untuk jenjang SMA adalah 1:5, untuk SLTP 1:7, dan SD 1:10.
# Semua sekolah memiliki tingkat akses internet dengan kecepatan yang tinggi dan bandwith yang cukup lebar sehingga dimungkinkan terselenggaranya multimedia secara penuh.
# ICT terintegrasi dengan kurikulum.
# 33% guru dilatih setiap tahun oleh guru yang sudah memiliki sertifikat ICT.

2. Middle Countries, negara yang masuk dalam kategori ini mempunyai kebijakan dan rencana induk tentang ICT secara nasional, tetapi Ict belum terintegrasi secara penuh dalam pendidikan. Contohnya negara Thailang, Cina, Jepang, Pilipina, India.mpada kategori ini pendayagunaan ICT untuk pendidikan adalah sebagai berikut:

# Mempunyai tujuan yang jelas dalam memperkenalkan ICT di dalam berbagai aspek pendidikan.
# Pertumbuhan koneksitas dan penetrasi ICT yang cukup mengesankan, namun masih dibawah advance countries.

3. Beginning Countries, Negara-negara pemula contohnya Indonesia, Myanmar, Vietnam, Bangladesh. Negara-negara ini telah memiliki kebijakan nasional namun belum memiliki sember daya yang cukup untuk melaksanakan kebijakan dan rencana kerja atau belum mempunyai kebijakan tetapi sudah mulai pilot proyek ICT.


* Infrastruktur, tidak dapat dipungkiri infrastruktur merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberhasilan pendayagunaan ICT untuk pendidikan. Secara khusus sesungguhnya pemerintah telah mencanangkan pengembangan infrastrukstur ICT yang diberi nama Nusantara 21. Dengan terwujudnya infrastruktur yang memanfaatkan satelit, kabel laut, kabel serat optik dan lainya diharapkan seluruh daerah di Indonesia akan bisa mendapatkan layanan akses informasi yang memadai. Namun dengan munculnya krisis ekonomi pada akhir tahun 1997, menyebabkan program Nusantara 21 yang tadinya diharpkan akan menjadi tulang punggung infrastruktur telematika di Indonesia tersebut terhenti dan belum ada kabar beritanya hingga sekarang. Harapan kita bersama hal-hal tersebut dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah.


* ICT Literacy, tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini sebagian besar masyarakat Indonesia, bahkan sebagian besar masyarakat pendidikan belum sepenuhnya memiliki kesadaran terhadapat manfaat penggunaan Ict untuk pendidikan.


* SDM dalam Bidang ICT, tantangan berikutnya ialah masalah ketersediaan tenaga yang menguasai ICT. Karena apabila kita akan mendayagunakan ICT terutama disekolah-sekolah malalui pemanfaatan EdukasiNet oleh peserta didik, selain perlu menyediakan sarana dan prasarana, sekolah juga harus menyediakan SDM yang akan merancang, mengembangkan, mengoperasikan, dan merawat sarana dan prasarana tersebut. SDM ICT yang dibutuhkan kelak tentu saja bukan hanya pada sekolah-sekolah atau lembaga penyelenggaraan pendidikan, tetapi mencangkup seluruh aspek, termasuk tenaga pengembang software untuk mengisi content pembelajaran bahkan termasuk guru-guru yang mengajar IT di sekolah.


* Kurikulum, hingga saat ini belum ada kurikulum Ict resmi untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena hinga saat ini pengembangan kurikulum tersebut yang dilakukan oleh pihak berkompetenn yaitu Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas belum juga selesai. Dengan selesainya kurikulum tersebut, diharapakan nantinya Ict betul-betul terintegrasi dalam sistem pembelajaran di sekolah, tidak lagi seperti sekarang yang sifatnya masih ekstrakulikuler.


* Peluang, masih terdapat beberapa peluang yang memicu ras optimisme bagi prospek keberhasilan pemanfaatan EdukasiNet sebagai salah satu wujud pendayagunaan ICT untuk pendidikan. Beberapa peluang tersebut antara lain adaah sebagai berikut:


1. Kecenderungan Penggunaan Internet yang Semakin Tinggi, betapapun sedikiynya, namun apabila diamati maka penggunaan internet untuk berbagai keperluan senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Yang cukup menggembirakan dari sejumlah pengguna internet tersebut, presentase pengguna internet untuk kalangan pendidikan yang bila pula diartikan untuk keperluan pendidikan cukup besar.
2. Perkembangan Jaringan Sekolah, inisiatif penyelenggara jaringan sekolah telah merebak sejak tahun 1998-an. Selai sekolah 2000, yang merupakan jaringan sekolah terbesar saat ini, mulai tahun 2002 Dikmenjur juga mengembangkan jaringan sekolah yang berbasis wide area network yang kemudian diberi nama WANKota. Program WANKota dikembangkan untuk memperdayakan dan mengintegrasikan sekolah yang berada di stu kabupaten/kota, dengan menggunakan teknologi nirkabel (wireless). Sebagai jaringan sekolah, pengembangang WANKota bertujuan menjadi sarana pertukaran informasi dan komunikasi antara sekolah (SLTP. SMU, SMK).
3. Otonomi Daerah, peluang keberhasilan pendayagunaan ICTuntuk pendidikan adalah dengan meningkatkan peran pemerintah daerah yang telah diberi kewenangan sendiri untuk mengatur kebijakan dalam bidang pendidikan. Pemerintah daerah hendaknya bersedia untuk menempatkan pendidikan sebagai titik sentral pelaksanaan pembangunan daerah sehingga diharapkan akan lahir kebijakan yang berkaitan dengan pendayagunaan ICT untuk pendidikan.

Hasil Studi Pemanfaatan EdukasiNet di Sekolah
Hasil studi pemanfaatan EdukasiNet di sekolah dapat dideskripsikan berdasarkan beberapa aspek temuan, yang meliputi:

* Perkembangan Jumlah Pengunjung (USER HIT) dan Anggota

Sampai dengan bulan Februari 2006, pengunjung EdukasiNet telah mencapai 671.591 orang. Sementara anggota yang terdaftar telah mencapai 6.934 orang.

* Perkembangan Jumlah Bahan Belajar

Sampai dengan tahun 2005, jumlah bahan belajar yang terdapat dalam portal EdukasiNet berjumlah 335 judul.

* Berdasarkan hasil poling elektronik, pengguna memberikan appresiasi yang cukup positif terhadap EdukasiNet.
* Pemafaatan EdukasiNet oleh Guru/Siswa di Sekolah

o Komitmen sekolah dalam memanfaatkan sumber belajar (termasuk EdukasiNet), sekolah pada umumnya telah memanfaatkan berbagai sumber belajar antara lain media cetak, media audio, VCD pembelajaran, CD Interaktif, dan juga ada yang sudah memanfaatkan internet. Namun untuk pemanfaatan EdukasiNet belum banyak diprogramkan oleh sekolah.
o Pemanfaatan fitur-fitur EdukasiNet, fitur yang banyak dimanfaatkan adalah bahan belajra terutama materi pokok. Fitur lainnya seperti interaksi komunitas dan info belum banyak dimanfaatkan.

* Pola Pemanfaatan Bahan Belajar dalam EdukasiNet (strategi dan frekuensi), cara pemanfaatan bahan belajar belum dijadwalkan secara khusus, strategi yang digunakan ada yang terpisah (43%) dan terintegrasi (57%). Penerapan startegi yang tepisahh antara lain kalau ada waktu/jam belajar kosong siswa diminta untuk memanfaatkan EdukasiNet di laboratorium komputer

* Faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan EdukasiNet (pendukung maupun penghambat), banyak faktor yang mempengaruhi pemanfaatan EdukasiNet di sekolah antara alain:

o Faktor Lingkungan (institusi penyelenggara pendidikan dalam hal ini sekolah),Sekolah yang memanfaatkan secara optimal karena didukung oleh kebijakan dan komitmen dari masing-masing sekolah tersebut. Sekolah yang pemanfaatannya kurang optimal, karena kurang mensosialisasikan pemanfaatan EdukasiNet kepada guru maupun siswa. Sekolah yang tidak memanfaatkannya sama sekali, karena kerusakan teknis, sekolah kurang mengupayakan perbaikan pada kerusakan tersebut dengan alasan kurangnya SDM yang bisa menangani soal IT.
o Siswa, siswa belum banyak memanfaatkan EdukasiNet disebabkan kurangnya sosialisasi kepada mereka tentang EdukasiNet.
o Guru, Hal ini dimungkinkan juga karena masih banyaknya guru yang belum bisa mengoperasikan komputer apalagi internet.
o Teknologi, fasilitas komputer yang tekoneksi dengan internet jumlahnya belum memadai bila dibandingkan dengan jumlah siswa maupun guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar