Sabtu, 25 Desember 2010

KALIMAT EFEKTIF

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ketika membuat suatu tulisan, karangan, ataupun membuat suatu bagian yang lebih sederhana dari karangan yaitu kalimat, kita sering menghadapi banyak persoalan. Salah satunya adalah apakah kalimat yang kita buat itu efektif atau tidak, sehingga pembaca bisa memahami apa yang ingin kita ungkapkan.
Sebelum dapat membuat atau bahkan membetulkan suatu kalimat menjadi efektif, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu dipakai untuk menyampaikan informasi dari pembicara atau penulis kepada lawan bicara atau pembaca secara tepat. Ketepatan dalam penyampaian informasi akan membuahkan hasil, yaitu adanya kepahaman lawan bicara atau pembaca terhadap isi kalimat atau tuturan yang disampaikan. Lawan bicara atau pembaca tidak akan bisa menjawab, melaksanakan, atau menghayati setiap kalimat atau tuturan itu sebelum mereka dapat memahami benar isi kalimat atau tuturan tersebut. Dan penulis akan mencoba membahas tentang kalimat efektif dalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mewakili pikiran pembacaatau penulisnya dan secara tepat mengemukakan pemahaman yang sama antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembicara atau penulisnya.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Memiliki kesatuan gagasan;
2. Memiliki kepaduan yang baik;
3. Mengungkapkan gagasan yang logis atau masuk akal;
4. Menggunakan kata-kata secara hemat;
5. Menggunakan penekanan secara tepat dan variatif;
6. Penggunaan ejaan yang tepat.

2.1 Kesatuan Gagasan Kalimat
Kalimat efektif harus memperhatikan kesatuan gagasan. Unsur-unsur dalam kalimat tersebut saling mendukung sehingga membentuk kesatuan ide yang padu. Kesatuan gagasan tidak berarti bahwa dalam kalimat tersebut hanya terdapat satu gagasan. Akan tetapi, dalam kalimat tersebut dapat pula terdapat dua gagasan atau lebih seperti yang terdapat pada kalimat mejemuk. Hal yang terpenting adalah gagasan-gagasan tersebut mempunyai hubungan satu sama lain.
Hal-hal yang dapat mengganggu kesatuan gagasan dalam satu kalimat, yaitu:
a. Kedudukan subjek atau predikatnya tidak jelas karena kekeliruan dalam penggunaan kata depan;
b. Kesalahan dalam penempatan fungsi keterangan;
c. Kalimatnya terlalu panjang atau gagasan yang bertumpuk-tumpuk.
Berikut contoh kesatuan gagasan kalimat yang tidak efektif beserta pembetulannya.
a. Subjek atau predikatnya tidak jelas
Tidak efektif : Berhubung itu mengemukakannya juga minat baca kaum remaja makin menurun .
Efektif : 1) Sehubungan dengan itu, dikemikakannya juga bahwa minat baca kaum remaja makin menurun.
2) Sehubungan dengan itu, ia juga mengemukakan minat baca kaum remaja makin menurun.
b. Kesalahan dalam penempatan fungsi keterangan
Tidak efektif : Tahun ini SPP mahasiswa baru saja yang dinaikkan
Efektif : 1) SPP mahasiswa tahun ini baru saja dinaikkan.
2) Tahun ini SPP mahasiswa baru saja dinaikkan.
c. Gagasannya bertumpuk-tumpuk
Tidak efektif : Kita semua mengemban amanat penderitaan rakyat harus selalau mengupayakan kesejahtaraan bangsa kita, baik jasmani maupun rohani.
Efektif : 1) Kita semua, selaku pengemban amanat penderitaan rakyat, harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani dan jasmani bangsa kita.
2) Karena kita semua mengemban amanat penderitaan rakyat, kita harus selalu mengupayakan kesejahteraan rohani jasmani bangsa kita.

2.2 Kepaduan Kalimat
Paduan adalah hubungan timbal balik yang jelas antara unsur-unsur pembentuk kalimat. Kepaduan suatu kalimat akan terganggu apabila: (a) penggunaan kata ganti yang salah, (b) kata depan yan tidak tepat, dan (c) kata penghubung yang tidak jelas. Contoh:
a. Penggunaan kata ganti yang salah
Tidak efektif : Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.
Efektif : Atas perhatian Saudara, saya ucapkan terima kasih.
b. Kata depan yang tidak tepat
Tidak efektif : Pengarang itu menceritakan tentang pengalaman masa kecilnya.
Efektif : Pengarang itu menceritakan pengalaman masa kecilnya
c. Kata penghubung yang tidak jelas
Tidak Efektif : Alan mengotori kaca itu; ia membersihkannya.
Efektif : Alan mengotori kaca itu kemudian membersihkannya.

2.3 Kelogisan Kalimat
Suatu kalimat dianggap logis apabila kalimat itu mengandung makna yang diterima akal sehat. Kalimat itu bermakna sesuai dengan kaidah-kaidah naral secara umum. Rumput makan kuda merupakan contoh kalimat yang tidak logis. Menurut naral dan realitas sehari-hari, tidak ada rumput yang makan kuda. Akan tetapi, hal yang dapat terjadi adalah kuda makan rumput.
Apabila kita cermati secara seksama, kasus-kasus ketidaklogisan dalam kalimat ternyata cukup banyak. Namun, banyaknya penggunaan kalimat-kalimat tersebut membuat ketidaklogisan dianggap wajar dan diterima di kalangan masyarakat umum. Contoh:
a. Tidak efektif : Ayahnya mengajar bahasa Indonesia di sekolah kami.
Efektif : 1) Ayahnya mengajarkan bahasa Indonesia di sekolah kami.
2) Ayahnya mengajari kami bahasa Indonesia.
b. Tidak efektif : Bersama surat ini saya beritahukan bahwa pada hari ini saya tidak masuk sekolah karena sakit.
Efektif : Dengan surat ini saya beritahukan bahwa pada hari ini saya tidak masuk sekolah karena sakit.

2.4 Kehematan Kalimat
Kalimat efektif menggunakan kata-kata secara efisien, tidak berlebih-lebihan, dan setiap kata yang digunakannya memiliki fungsi yang jelas. Upaya untuk mengefektifkan sebuah kalimat, dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
a. Menghilangkan subjek yang tidak diperlukan.
Tidak efektif : Para pegawai perusaaan itu bekerja dengan produktif karena mereka merasa dihargai pimpinannya.
Efektif : Para pegawai perusahaan itu bekerja dengan produktif karena merasa dihargai pimpinannya.
b. Menghindari penggunaan hipernim beserta hiponimnya secara bersama-sama.
Tidak efektif : Bunga-bunga mawar, melati, dan anggrek sangat disukainya.
Efektif : Mawar, melati dan anggrek sangat disukainya.
c. Menjauhkan pemakaian kata depan dari dan daripada yang tidak perlu.
Tidak efektif : Sejarah daripada perjuangan bangsa kita, ikut member dasar dan arah daripada politik kita yang bebas dan aktif.
Efektif : Sejarah perjuangan bangsa kita, ikut member dasar dan arah politik kita yang bebas aktif.
d. menghindarkan pemakaian kata yang tidak perlu
Tidak efektif : Di dekat kantor tempat pendaftaran tanah ditemukan sebuah peti tempat menyimpan uang dan sebuah tas yang terbuat dari kulit.
Efektif : Di dekat kantor pendaftaran tanah, ditemukan sebuah peti uang dan sebuah tas kulit.
e. Menghindarkan bentuk klausa yang menggunakan bahwa bila bentuk frasanya sudah memadai.
Tidak efektif : Bahwa mereka orang jujur dan setia tidak dapat disangsikan.
Efektif : Kejujuran dan kesetiaan mereka tidak dapat disangsikan lagi.
f. Menghilangkan pleonasme.
Tidak efektif : Suaminya sering pulang pukul 03.00 dini hari dalam keadan mabuk.
Efektif : 1) Suaminya sering pulang pukul 03.00 dalam keadaan mabuk.
2) Suaminya sering pulang dini hari dalam keadan mabuk.

2.5 Penekanan Kalimat
Pengefektifan kalimat dapat dilakukan dengan penekanan unsur-unsur yang dipentingkan. Kata atau frasa yang dianggap penting lebih ditonjolkan daripada kata atau frasa yang lainnya:
Penekanan unsur-unsur kalimat dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Mengubah posisi kalimat, unsur-unsur yang dianggap penting diletakkan di depan kalimat.
Contoh:
(1) Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
(2) Pada kesempatan lain kami berharap kita membicarakan lagi soal ini.
(3) Kita dapat membicarakan soal ini pada kesempatan lain.
b. Menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
(1) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal ini.
(2) Kami pun akan turut serta dalam kegiatan tersebut.
(3) Bisakah dia menyelesaikannya?
c. Menggunakan repitisi, yakni dengan mengulang-ulang bagian kalimat yang dianggap penting. Contoh:
Dalam membina hubungan antara suami dan istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara yang satu dengan lainnya.
d. Menggunakan pertentangan, yakni dengan menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan maksudnya pada bagian kata yang ingin ditekankan. Contoh:
Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
Ia tidak menghendaki perbaikan yang sufatnya parsial, tetapai total dan menyeluruh.

2.6 Penggunaan Ejaan yang Tepat
Kalimat efektif ditandai pula dengan penggunaan ejaan secara tepat, baik itu dalam hal penggunaan tanda baca, penulisan huruf, maupun dalam penulisan kata. Contoh:
Tidak efektif : Seorang mahasiswa seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita-cita.
Efektif : Seorang mahasiswa, seumpama pendaki gunung, sedang mendaki gunung cita-cita.
Tidak efektif : Bu, guru Natan pandai menyanyi.
Efektif : (1) Bu Guru Natan pandai menyanyi.
(2) Bu Guru, Natan padnai manyanyi.
(3) Bu Guru Natan, pandai menyanyi.
Di antara ciri-ciri tersebut, kelogisan kalimat merupakan syarat mutlak suatu kalimat. Kalimat yang tidak logis dapat menyebabkan tidak sampainya makna yang diungkapkan pembicara atau penulis kepada pendengar atau pembacanya.
Penggunaan naral yang tidak tepat menyebabkan kalimat menjadi tidak logis. Kalimat-kalimat seperti itu sering pula disebut kalimat yang rancu. Hal ini dapat terjadi karena penulis kurang memperhatikan perihal kalimat yang disusunnya itu benar-benar mendukung makna yang dimaksud secara baik atau tidak.
Perhatikan beberapa contoh kesalahan berikut
(1) Dialektika: Antara Penderitaan Manusia dan Tuhan.
Rumusan di atas dijumpai dalam kepala berita surat kabar. Jika dilihat, terdapat kesalahan dalam rumusannya. Apabila ditulis dengan urutan kata seperti itu, makna yang muncul adalah ada penderitaan manusia dan ada penderitaan Tuhan. Benarkah bahwa Tuhan dapat menderita? Apabila susunanya kita ubah, maksud si penulis akan dapat kita tangkap enar. Kita bandingkan rumusan berikut ini dengan sebelumnya,
Dialektika: Antara Tuhan dan Penderitaan Manusia. Pada rumusan ini makna yang disampaikan adalah ada penderitaan manusia saja, tidak ada penderitaan Tuhan.
(2) Ini untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perpanjangan waktu sampai adu pinalti karena sistem penerangan Stadion Klabat yang tidak terlalu terang.
Perhatikan bagian akhir kalimat sesudah kata karena. Bagian tersebut tidak terlalu jelas karena kata tidak terlalu terang bermakna ganda. Kata tersebut dapat menjelaskan sistem penerangan atau penerangannya. Seharusnya, secara naral yang tidak terlalu terang tentunya adalah penerangannya, yaitu lampu-lampu di stadion, bukan sistemnya. Jadi, dalam hal ini naral penulis tidak terungkapkan secara baik dengan kata-kata yang tepat. Oleh karena itu, bagian kalimat itu harus diubah menjadi:
(a) . . . .sistem penerangan di Stadion Klabat itu kurang baik atau
(b) . . . .lampu-lampu di Stadion Klabat itu kurang terang.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antarbagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.
Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat mewakili pikiran pembaca atau penulisnya dan secara tepat mengemukakan pemahaman yang sama antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembicara atau penulisnya.
Kalimat efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: memiliki kesatuan gagasan, memiliki kepaduan yang baik, mengungkapkan gagasan yang logis atau masuk akal, menggunakan kata-kata secara hemat, enggunakan penekanan secara tepat dan variatif dan penggunaan ejaan yang tepat.

oleh : Nurul Tika Safitri :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar